Kami adalah pasangan yang pernah hidup dalam zona nyaman karier korporat. Ruddy bekerja sebagai manajer di berbagai perusahaan besar mulai perbankan, IT dan properti, sementara Yuli telah mengabdi selama 27 tahun di beberapa bank ternama dengan posisi terakhir sebagai Senior Vice President Kepala Wilayah Jakarta.

Di mata banyak orang, hidup kami terlihat sempurna. Gaji besar, posisi terhormat, dan kenyamanan yang tampaknya tak tergoyahkan. Namun, di balik semua itu, ada kekosongan yang tak bisa kami abaikan. Anak-anak kami tumbuh tanpa banyak kehadiran kami.

Energi kami habis untuk mengejar target kantor, tapi kebahagiaan sejati justru semakin jauh dari genggaman.

Segalanya berubah ketika pandemi melanda. Bisnis properti yang saya jalankan berhenti seketika dan Yuli, karena masalah kesehatan serius, harus berhenti bekerja. Di saat bersamaan, anak kami jatuh sakit dan membutuhkan perawatan intensif.

Tabungan yang dulu terasa cukup mulai menipis, dan kenyamanan yang kami anggap stabil berubah menjadi ketidakpastian yang menakutkan.

Kami mulai menyadari bahwa pekerjaan, yang selama ini kami anggap sebagai sumber keamanan, sebenarnya hanyalah ilusi. Dunia kerja berubah drastis, dan menemukan pekerjaan baru di masa pasca-pandemi ternyata jauh lebih sulit.

Di tengah badai itu, seorang teman memperkenalkan kami pada sebuah peluang bisnis. Modal kecil, potensi besar. Awalnya kami ragu. Kami bukanlah pebisnis. Kami bertanya-tanya, "Bagaimana jika gagal? Apakah kami akan kehilangan segalanya?"

Namun, kami juga tahu, jika kami terus berada di zona nyaman, tidak ada yang akan berubah.